Search

Selasa, 13 April 2010

Tips mengurangi Global Warming


Sebenarnya kita tidak memerlukan perubahan yang radikal untuk membantu Bumi ini menjadi lebih bersahabat. Ubahlah beberapa rutinitas yang dapat menurunkan "jejak karbon" Anda. Yang pada akhirnya akan menghemat uang Anda juga. Tetapi yang terpenting adalah kita memberikan anak cucu kita tempat yang lebih baik untuk ditinggali.

Berikut ini adalah tips-tips yang sederhana tetapi sangat bermanfaat jika kita melakukannya secara rutin. Tips-tips untuk mengurangi global warming ini sudah dibagi menjadi beberapa kategori yang dapat memudahkan anda mengingat dalam melaksanakannya.

Bidang Makanan dan Minuman

1. Kurangi konsumsi daging, bervegetarian adalah yang terbaik! Berdasarkan penelitian, untuk menghasilkan 1 kg daging, sumber daya yang dihabiskan setara dengan 15 kg gandum. Bayangkan bagaimana kita bisa menyelamatkan bumi dari kekurangan pangan jika kita bervegetarian. Peternakan juga penyumbang 18% "jejak karbon" dunia, yang mana lebih besar dari sektor transportasi (mobil, motor, pesawat, dll). Belum ditambah lagi dengan bahaya gas-gas rumah kaca tambahan yang dihasilkan oleh aktiitas peternakan lainnya seperti metana yang notabene 3 kali lebih berbahaya dari CO2 dan gas NO yang 300 kali lebih berbahaya dari CO2. Dan yang pasti banyak manfaat kesehatan dan spiritual dari bervegetarian. Anda akan menjadi lebih sehat dan pengasih.
2. Makan dan masaklah dari bahan yang masih segar. Menghindari makanan yang sudah diolah atau dikemas akan menurunkan energi yang terbuang akibat proses dan transportasi yang berulang-ulang. Makanan segar juga lebih sehat bagi tubuh kita.
3. Beli produk lokal, hasil pertanian lokal sangat murah dan juga sangat menghemat energi, terutama jika kita menghitung energi dan biaya transportasinya. Makanan organik lebih ramah lingkungan, tetapi periksa juga asalnya. Jika diimpor dari daerah lain, kemungkinan emisi karbon yang dihasilkan akan lebih besar daripada manfaatnya.
4. Daur ulang aluminium, plastik, dan kertas. Akan lebih baik lagi jika Anda bisa menggunakannya berulang-ulang. Energi untuk membuat satu kaleng alumunium setara dengan energi untuk menyalakan TV selama 3 jam.
5. Beli dalam kemasan besar. Akan jauh lebih murah, juga menghemat sumber daya untuk kemasan. Jika terlalu banyak, ajaklah teman atau saudara Anda untuk berbagi saat membelinya.
6. Matikan oven Anda beberapa menit sebelum waktunya. Jika tetap dibiarkan tertutup, maka panas tersebut tidak akan hilang.
7. Hindari fast food. Fast food merupakan penghasil sampah terbesar di dunia. Selain itu konsumsi fast food juga buruk untuk kesehatan Anda.
8. Bawa tas yang bisa dipakai ulang. Bawalah sendiri tas belanja Anda, dengan demikian Anda mengurangi jumlah tas plastik/kresek yang diperlukan. Belakangan ini beberapa pusat perbelanjaan besar di Indonesia sudah mulai mengedukasi pelanggannya untuk menggunakan sistem seperti ini. Jadi sambutlah itikad baik mereka untuk menyelamatkan lingkungan.
9. Gunakan gelas yang bisa dicuci. Jika Anda terbiasa dengan cara modern yang selalu menyajikan minum bagi tamu dengan air atau kopi dalam kemasan. Beralihlah ke cara lama kita. Dengan menggunakan gelas kaca, keramik, atau plastik food grade yang bisa kita cuci dan dipakai ulang.
10. Berbelanjalah di lingkungan sekitar Anda. Akan sangat menghemat biaya transportasi dan BBM Anda.
11. Tanam pohon setiap ada kesempatan. Baik di lingkungan ataupun dengan berpartisipasi dalam program penanaman pohon. Bisa dengan menyumbang bibit, dana, dan lain-lain. Tergantung kesempatan dan kemampuan Anda masing-masing.
Di Rumah

1. Turunkan suhu AC Anda. Hindari penggunaan suhu maksimal. Gunakan AC pada tingkatan sampai kita merasa cukup nyaman saja. Dan cegah kebocoran dari ruangan ber-AC Anda. Jangan biarkan ada celah yang terbuka jika Anda sedang menggunakan AC Anda karena hal tersebut akan membuat AC bekerja lebih keras untuk mendinginkan ruangan Anda. Pada akhirnya hal ini akan menghemat tagihan listrik Anda.
2. Gunakan timer untuk menghindari lupa mematikan AC. Gunakanlah timer sesuai dengan kebiasaan Anda. Misalnya jam kantor Anda adalah pukul 8.00 sampai 17.00. Set timer AC Anda sesuai dengan jam kantor tersebut. Dengan begitu tidak ada lagi insiden lupa mematikan AC hingga keesokan harinya.
3. Gunakan pemanas air tenaga surya. Meskipun lebih mahal, dalam jangka panjang hal ini akan menghemat tagihan listrik Anda. (Bahkan saat ini sudah ada penerang jalan dengan tenaga surya).
4. Matikan lampu tidak terpakai dan jangan tinggalkan air menetes. Selain menghemat energi dan air bersih, ini akan menghemat banyak tagihan Anda.
5. Gunakan lampu hemat energi. Meskipun lebih mahal, rata-rata mereka lebih kuat 8 kali dan lebih hemat hingga 80 % dari lampu pijar biasa.
6. Maksimalkan pencahayaan dari alam. Gunakan warna terang di tembok, gunakan genteng kaca di plafon, maksimalkan pencahayaan melalui jendela.
7. Hindari posisi stand by pada elektronik Anda! Jika semua peralatan rumah tangga kita matikan (bukan dalam posisi stan by) maka kita akan mengurangi emisi CO2 yang luar biasa dari penghematan energi listrik. Gunakan colokan lampu yang ada tombol on-off-nya. Atau cabut kabel dari sumber listriknya.
8. Jika pengisian ulang baterai Anda sudah penuh, segera cabut! Telepon genggam, pencukur elektrik, sikat gigi elektrik, kamera, dan lain-lain. Jika sudah penuh segera cabut.
9. Kurangi waktu dalam membuka lemari es Anda. Untuk setiap menit Anda membuka pintu lemari es. Akan diperlukan 3 menit full energi untuk mengembalikan suhu kulkas ke suhu yang diinginkan.
10. Jangan membeli bunga potong. Jika daerah Anda bukan penghasil bunga hias, maka bisa dipastikan bunga itu dikirim dari tempat lain. Hal ini akan menghasilkan "jejak karbon" yang besar.
11. Potong makanan dalam ukuran yang lebih kecil. Ukuran potongan yang lebih kecil akan menggunakan energi lebih sedikit untuk memasaknya.
12. Gunakan air dingin untuk mencuci dan cucilah dalam jumlah banyak. Jika Anda memiliki keluarga kecil, tidaklah perlu setiap hari mencuci. Kumpulkanlah sampai kapasitas mesin cuci Anda terpenuhi, hal ini akan menghemat air, mengurangi pemakaian listrik dan juga mengurangi pencemaran akibat deterjen Anda.
13. Gunakan deterjen dan pembersih ramah lingkungan. Saat ini mungkin harganya memang lebih mahal. Tetapi bila Anda mampu, lakukanlah demi masa depan anak cucu kita.
14. Gunakan ulang perabotan rumah Anda. Jika Anda sudah bosan dengan perabotan Anda, Anda bisa melakukan obral di garasi rumah, berikan kepada orang lain. Atau bawa ke pengerajin untuk dimodifikasi sesuai keinginan Anda.
15. Donasikan mainan yang sudah tidak pantas untuk umur anak Anda. Hal ini akan mengurangi produksi mainan-mainan yang hanya akan terus menghabiskan sumber daya bumi kita.
16. Jika menggunakan deodorant atau produk-produk semprot lainnya, jangan menggunakan aerosol. Pilihan spray dengan kemasan botol kaca akan lebih baik. Aerosol juga penyumbang besar dalam pencemaran udara kita. Read More...

Senin, 12 April 2010

Piagam Adipura


Adipura, adalah sebuah penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan. Adipura diselenggarakan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Pengertian "kota" dalam penilaian Adipura bukanlah kota otonom, namun bisa juga bagian dari wilayah kabupaten yang memiliki karakteristik sebagai daerah perkotaan dengan batas-batas wilayah tertentu.

Peserta program Adipura dibagi ke dalam 4 kategori berdasarkan jumlah penduduk, yaitu:

* Kota Metropolitan (lebih dari 1 juta jiwa)
* Kota Besar (500.001 - 1.000.000 jiwa)
* Kota Sedang (100.001 - 500.000 jiwa)
* Kota Kecil (sampai dengan 100.000 jiwa)

Dalam lima tahun pertama, program adipura difokuskan untuk mendorong kota-kota di Indonesia menjadi "Kota Bersih dan Te
duh"
Kriteria

Kriteria Adipura terdiri dari 2 indikator pokok:

* Indikator kondisi fisik lingkungan perkotaan dalam hal kebersihan dan keteduhan kota
* Indikator pengelolaan lingkungan perkotaan (non-fisik), yang meliputi institusi, manajemen, dan daya tanggap

Sejarah

Program Adipura telah dilaksanakan setiap tahun sejak 1986, kemudian terhenti pada tahun 1998. Program Adipura kembali dicanangkan di Denpasar, Bali pada tanggal 5 Juni 2002, dan berlanjut hingga sekarang.

Periode Peserta
2002-2003 59 kota
2003-2004 133 kota
2004-2005 166 kota (2 kota kemudian mengundurkan diri)
2005-2006 382 kota
2006-2007 360 kota (setelah 22 kota tidak dilakukan penilaian karena mengalami bencana)
2007-2008 375 kota

ITULAH SALAH SATU PIAGAM YANG TELAH DIDAPATKAN OLEH PROBOLINGGO,MAJU PROLINK!!! Read More...

Salah Satu Pelabuhan Di Probolinggo


Di Probolinggo Ada Pelabuhan yang sangat Indah yang Bernama 'Tanjung Tembaga',yang salah satu menjadi obyek wisata di Probolinggo. Wisata itu terletak di Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.Di pelabuhan Itu betul-betul di jaga kebersihan dan Vasilitas yang dimiliki pelabuhan Itu. Read More...

KOTA HIJAU


Pemanasan global menjadi salah satu topik utama dunia yang tak henti dikampanyekan. Pembangunan di kota kemudian secara perlahan menuju pada tren “hijau”. Apa saja dikaitkan dengan adanya wilayah khusus untuk penghijauan. Tengok saja berbagai real estat berlomba menawarkan suasana sejuk dan segar. Atau berbagai perusahaan giat melakukan tanggungjawab sosial (Corporate Social Responsibility ) dan mengkompensasikan kegiatan ekonominya dengan penanaman pohon. Kita boleh saja skeptis dengan apa yang telah dilakukan para pengeruk keuntungan itu. Bahwa kegiatan tersebut dapat semata-mata hanya menjadi “kedok” untuk memperoleh simpati konsumen dan akhirnya mereka mendapat nama baik sebagai penyelamat lingkungan.



Terlepas dari itu semua, penyelamatan lingkungan memang harus segera dilakukan. Mengomentari tentang penghijauan, saya menemukan tugas kuliah ketika duduk di Program Pascasarjana Kajian Pengembangan Perkotaan. Judulnya yaitu “Kota Pohon” (Kompas , 30 Maret 2004). Penulis artikel tersebut adalah JJ Rizal, seorang kolomnis tetap sejarah "Batavia Tempo Doeloe" di Moesson Het Indisch Maanblad . Di artikel tersebut ia menceritakan bagaimana sejarah ditanamnya pohon asam sebagai jalur hijau dan kesadaran lingkungan masyarakat Betawi tempo dulu dalam mempertahankan hijau pekarangannya dengan pepohonan. Berikut ini petikan tulisannya:



“Pada masa lalu, orang Betawi sangat menyukai halamannya rumahnya dengan menanam pepohonan dan apotek hidup, seperti pohon saga, sirih, dan teleng yang berfungsi untuk menyembuhkan penyakit sariawan, mencret, wasir. Hingga pagar rumah pun tidak memakai pagar besi, melainkan pagar pohon rendah atau pagar bambu. Sehingga dapat dilihat kesadaran dalam memelihara lingkungannya tinggi. Berdasarkan dengan tradisi orang Betawi tersebut dan pentingnya pepohonan, maka Daendels memerintahkan untuk menanam pohon asam sebagai tanaman jalur hijau . Hal tersebut dipertimbangkan bahwa pohon asam memiliki akar pokok kayunya yang sangat kuat, daunnya tidak mudah rontok mengotori jalan dan berumur teramat panjang . Seabad setelah Daendels angkat kaki dari Batavia, jalan-jalan di kota Batavia dipenuhi dengan deretan pohon asam, seperti di Jalan Medan Merdeka, Jalan Veteran, Jalan Ir. H. Juanda, Jalan Gajah Mada dan jalan Hayam Wuruk. Namun, kenyataan kini yang ada pohon asam telah tinggal cerita, karena keberadaannya yang tidak banyak dipelihara dan ditebang untuk kebutuhan infrastruktur dan permukiman ”



Kekhawatiran Rizal terbukti. Saat ini apakah kita masih melihat pohon (bukan saja pohon asam) berdiri kokoh sebagai jalur hijau? Di Jalan Raya Margonda, Depok, misalnya. Jalur hijau hanya diganti dengan pot kembang yang berdaun kecil dan pastinya tidak mampu menyerap karbondioksida dari kendaraan yang jumlahnya tak sedikit. Jalur hijau di tepi jalan kini berubah menjadi tempat PKL atau sebagai lokasi papan reklame. Kondisi seperti ini seharusnya membuka pemikiran yang inovatif para perencana kota dan bangunan, bagaimana mengkompensasi kebutuhan lahan hijau tersebut.



Jadi yang bisa kita perbuat sebagai penghuni kota? Bila di rumah kita belum ada pohon, mulailah menanam satu atau dua batang pohon setiap bulan. Dengan begitu, disamping menghijaukan lingkungan, kita pun bisa melestarikan budaya lokal (baca: Betawi) dalam hal menanam pohon, seperti yang diceritakan oleh Rizal. Terdengar mudah ya, hanya menanam pohon. Tapi kalau semua orang menyadari pentingnya penghijauan (termasuk pemerintah kota), maka lahan untuk ruang hijau kota layak dipertanyakan. Apakah sudah sesuai dengan UU Penataan Ruang No 26 Tahun 2007?



Bila kita merasa belum bisa berbuat banyak buat lingkungan kota. Mulailah dari rumah sendiri. Hijaukan taman kita (semungil apapun itu) dan nikmati kesejukan yang tidak perlu dibayar mahal! Read More...

PERANAN DALAM MEMBINA GOTONG ROYONG



A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan Nasional dapat diartikan sebagai proses perubahan yang terus menerus dari suatu keadaan tertentu ke keadaan yang lebih baik, mencakup semua aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan spiritual berdasarkan Pancasila.

Pembangunan melihat manusia sebagai makhluk budaya, selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang diyakininya. Nilai budaya tersebut dipelihara dan dikembangkan serta diwariskan kepada generasi penerusnya tetapi ada juga yang tidak berkembang dan akhirnya punah. Salah satu budaya yang perlu diwariskan kepada generasi penerus yaitu budaya gotong royong. Kegiatan gotong royong merupakan salah satu nilai budaya bangsa sering dilakukan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, khususnya pada masyarakat pedesaan. Namun sayang dalam kenyataannya kegiatan gotong royong itu dewasa ini mulai ditinggalkan. Padahal kegiatan gotong royong merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia yang besar sekali pengaruhnya terhadap pembangunan.

Untuk menghindari punahnya nilai-nilai luhur budaya bangsa, dengan tegas ditetapkan dalam GBHN arah pembangunan bidang kebudayaan yang berbunyi :

Mengembangkan dan membina kebudayaan Nasional bangsa Indonesia yang bersumber dari warisan budaya leluhur, budaya Nasional, yang mengandung nilai-nilai Universal termasuk kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam rangka mendukung terpeliharanya kerukunan hidup dan membangun peradaban bangsa. ( GBHN, 1999:73 ).

Kehidupan masyarakat pedesaan tidak terlepas dari hidup bergotong-royong, sistem kehidupannya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan. Aktivitas gotong-royong biasanya tidak hanya menyangkut lapangan bercocok tanam atau pertanian saja, tetapi juga menyangkut lapangan kehidupan sosial lainnya seperti dalam hal :

1. Kematian, sakit, atau kecelakaan;
2. Pekerjaan rumah tangga, misalnya memperbaiki atap rumah;
3. Pesta-pesta, misalnya pada waktu mengawinkan anaknya; dan
4. Mengerjakan pekerjaan yang berguna untuk kepentingan umum dalam masyarakat desa, seperti memperbaiki jalan dan jembatan.

Masyarakat desa melakukan kerja sama secara bergotong-royong, karena masyarakat desa sadar bahwa di dalam kehidupannya pada hakekatnya tidak terlepas dari saling ketergantungan antar sesamanya, sehingga masyarakat desa selalu berusaha untuk memelihara hubungan yang baik dengan sesamanya.

Sikap gotong-royong memiliki nilai-nilai luhur yang positif karena dapat memeratakan kepentingan bersama juga kepentingan individu itu sendiri. Sikap gotong-royong merupakan suatu sikap positif dalam mentalitas bangsa Indonesia, sehingga bisa dijadikan aspek penunjang dalam pembangunan. Kenyataan menunjukkan nilai budaya ini sudah mulai pudar dan mulai ditinggalkan. Hal ini disebabkan masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mengalami banyak perubahan seiring dengan kemajuan zaman.
Sehubungan dengan itu peranan Kepala Desa sangat penting untuk membina sikap gotong royong yang saat ini mulai pudar. Read More...

Sabtu, 10 April 2010

Stop Pemborosan Kertas


Berbagai upaya dapat kita lakukan untuk menghemat pemakaian kertas dan membantu mengurangi penumpukan kertas dan arsip khususnya di perkantoran serta membantu mengurangi penumpukan sampah. Dengan menghemat kertas (PAPERLESS) berarti kita juga akan membantu mengurangi polusi dan penggunaan energi yang berlebihan dalam proses produksi, distribusi, dan daur ulang kertas.

Lebih penting lagi, kita juga akan mengurangi penebangan pohon-pohon yang diperlukan untuk pembuatan kertas, sehingga bumi kita menjadi lebih hijau. Mulailah melakukan perubahan-perubahan kecil dengan membiasakan menghemat kertas di Sekolah, di rumah dan di lingkungan sekitar kita. Read More...

Jumat, 09 April 2010

Jadilah Sahabat Bumi!



Apakah kita pernah tersadar dimanakah kita sekarang ini? Kita sebagai manusia hidup di Bumi mulai dari lahir, kecil, beranjak dewasa, sampai kita meninggal. Kita sangat berhutang budi pada Bumi, planet tempat tinggal kita yang tercinta ini.

Tetapi, berapa banyak kita telah mengotori Bumi, merusak Bumi, dan membuat Bumi ini menjadi tidak indah lagi? Kadang-kadang kita tidak sadar bahwa perbuatan kita sangat merusak Bumi dan terkesan tidak berterima kasih pada Bumi yang telah berjasa banyak pada Bumi.

Oleh karena itu, kita harus mulai mengubah hidup kita agar perbuatan kita ini tidak lagi merusak Bumi. Tentunya kita adalah manusia yang tidak dapat melakukan semua hal. Jadi, kita cukup melakukan perbuatan yang dapat kita lakukan dan tidak perlu memaksakan diri. Jika kita hanya dapat berbuat hal-hal yang sederhana, ya kita lakukan hal sederhana tersebut. Jangan hanya karena hal sederhana yang bis kita lakukan, kita malu untuk melakukannya sehingga kita tidak melakukan apa-apa. Tetapi juga kita harus mengembangkan diri supaya bisa melakukan hal yang lebih besar lagi. Yang terpenting adalah niat dan keikhlasan.

Hal-hal kecil yang dapat kita lakukan misalnya adalah membuang sampah pada tempatnya, melakukan penghematan listrik, menghemat Bahan Bakar Minyak dan masih banyak lagi.Mungkin kita sudah bosan dengan kata-kata "Buanglah Sampah Pada Tempatnya". Kita mendengar kata-kata itu sejak kita kecil sampai dewasa. Tetapi apakah kita sudah melakukan hal yang kita anggap sederhana tersebut? Mungkin ya, mungkin tidak. Kadang-kadang untuk sampah yang besar kita ingat, tetapi jika sampahnya kecil seperti sobekan kertas, plastik, atau bungkus snack, kita membuangnya begirtu saja. Jika kita ada di kelas, maka kita taruh sampah tersebut dikolong meja. jika ada diangkot maka ditaruh dibawah tempat duduk.

Hal itu tidak hanya dilakukan oleh anak-anak, tetapi juga oleh orang dewasa. Itu menandakan bahwa yang terpenting adalah kesadaran diri. Usia tidak berpengaruh pada sikap seseorang. Yang paling berpengaruh adalah kesadaran. Itu yang paling penting. Begitu juga dengan penggunaan listrik dan air. Kita selalu menganggap bahwa lebih banyak orang yang menngunakan air lebih banyak dari diri kita sendiri sehingga kita berpikir kalaupun kita menghemat, tetap saja tidak akan berguna. Itu adalah pemikiran yang salah. Jika semua orang berfikir itu, maka tidak akan ada yang berhemat bukan? Kita harus menanamkan pikiran segala sesuatu hal yang baik itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Jangan menunggu orang lain untuik berbuat hal kebaikan.

Oleh karena itu, maka untuk menjaga lingkungan kita ini, lingkungan Bumi kita yang tercinta ini, lakukanlah suatu hal yang kecil karena sesuatu yang besar itu tidak ada sebelum ada hal yang kecil. Jika hal kecil itu dilakukan oleh banyak orang, maka hal kecil itu akan menjadi hal yang besar. Jika seribu orang membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan, maka daerah tersebut akan menjadi bersih. Tetapi jika seribu orang membuang sampah sembarangan, maka tentunya daerah itu akan sangat kotor sekali.

Jadi, janganlah pernah meremehkan hal-hal kecil seperti menghemat listrik, menghemat air, menghemat BBM, atau membuang sampah pada tempatnya. Lakukan mulai dari diri sendiri lalu tularkanlah pada orang-orang disekitar anda. Jadilha sahabat Bumi dan cintailah Bumi ini. Semoga jika kita telah melakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan, Bumi ini kembali indah, sejuk, segar dan udaranya nyaman sehingga ita semakin senang hidup di Bumi ini. JADILAH SAHABAT BUMI! Read More...
Terima Kasih Telah Mengunjungi Web Kami, Semoga Web Kami Bermanfaat Bagi semua Orang.
Powered By Blogger